cocok dibaca sambil nunggu
indomie matang
"buku gambarku mana sih?kok nggak ada" omelan seorang anak laki-laki yang sibuk mengaduk-aduk isi rak buku miliknya. sementara itu di kamar tidur miliknya,tumpukan buku udah kayak timbunan sampah yang siap di bakar. itu semua hasil lemparan Obito. buku yang nggak ada sampulnya, kaos kaki,sampe celana dalamnya juga ada di tumpukan tersebut.
nama obito adalah nama yang diberikan orang tuanya sejak ia masih balita. ia selalu bangga dengan namanya tersebut, menurutnya di indonesia tidak ada anak yang bernama obito. namun kebahagiannya patah, saat ia mengetahui di sekitar komplek tempat ia tinggal ada anak kecil yang bernama obito. gaya rambut obito yang tipis di samping kiri, tebal di bagian atas dan kanannya sudah menjadi ciri khas obito. bahkan ia berencana mendaftarkan gaya rambutnya ke kantor hak paten. jadi barang siapa yang meniru gayanya bisa dituntut dipengadilan. ketika ditanya kenapa gaya rambutnya kayak gitu, jawabannya cuma satu "Style Seniman" katanya..
pintu kamar terbuka, sebuah kepala menyembul dari balik pintu.
"cari apa sih Bi?" itu adalah nama panggilan obito dari ibunya.. "buku gambar lagi ya?" ibu obito coba menebak.. "tuh kan kamu lupa lagi.. sudah berapa kali kamu lupa..coba cari di kamar mandi, siapa tahu ketinggalan disitu..kemaren mama mau mandi ada buku gambar tergeletak di atas kloset.."
"ga ada ma, udah obito cari di kamar mandi. sampe obito cara di atas balkon kamar mandi juga ga ada.. malah di balkon kamar mandi, obito nemuin lipstiknya mama.."
"lipstik?" ibunya obito terlihat kaget..
"iya, ma"
"kok, bisa ada di atas balkon?" ibunya obito mulai keheranan.
"kayak nggak tahu rumah kita aja ma.. minggu lalu gara-gara tikus, celana dalam obito ada di selokan depan rumah" jawab obito dengan santai.
"tikus lagi ya" sepertinya ibunya obito kini mulai kesal dengan ulah tikus dirumahnya.."gini aja Bi, nanti kamu pulang sekolah jangan lupa mampir ke warung sebentar buat beli racun tikus"
"racun tikus lagi ma?" tanya obito.
"iya, emengnya kenapa?" jawab ibunya.
"yaelah, ma, cari inovasi lain kenapa.. dari dulu cuma dikasih racun tikus, bukannya tambah habis tikusnya malah tambah gemuk..terakhir dikasih racun tikus cuma pingsan doang tikusnya.. pelihara kucing aja ma di rumah kita.." obito sedikit memohon kepada ibunya, dari dulu ia berharap bisa pelihara kucing dirumahnya.
"kucing? nggak, nggak mau mama.. mama alergi sama kucing. kamu pengen mama masuk puskesmas cuma gara-gara kucing.. pokoknya inget kata mama tadi, pulang sekolah harus beli racun tikus yang banyak, beli satu dus kalo bisa.."
"mah, racun tikus kan dijual eceran. ga ada yang dus-dusan..." tampak kesal dimuka obito.
"mama ga mau tahu, pokonya beli yang banyak racun tikusnya.." nampaknya tekadnya sudah bulat memaksa obito.
"iya, iya, ma.." gerutu obito.. "obito berangkat dulu ma, assalamuallaikum..." sambil berpamitan obito mencium tangan ibunya..
obito mulai berjalan keluar dari kamarnya, sementara ibunya harus merapikan tempat tidur yang tadi dibuat seperti tumpukan sampah oleh obito.
****
obito berangkat sekolah dengan sepeda butut miliknya. hampir tiga tahun ini, obito selalu naik sepeda ketika berangkat ke sekolah. wajar saja, jarak rumahnya dengan sekolah tempat ia belajar memang tidak terlalu jauh. sembari mengurangi polisi udara, naik sepeda juga menyehatkan, katanya.
sambil mengontel sepedanya, ia membayangkan setelah lulus SMA ini ia harus kemana. saat ini obito duduk di kelas 3 SMA semester pertama. obito ingin sekali melanjutkan ke salah satu universitas negeri yang ada di indonesia, ia sering bertanya kepada guru atau wali kelasnya mengenai informasi tentang PTN. ia juga tidak telat mencari informasi di internet, dengan bantuan wifi sekolah, ia habiskan waktu pulang sekolahnya untuk mencari segala sesuatu mengenai jalur masuk PTN. ia selalu berharap saat lulus SMA nanti, ketika ia melanjutkan kuliah, ia tak mau membebani orang tuanya lagi.
baru sampai di kelas, obito sudah sibuk mencari buku gambarnya. kini gantian slorokan meja yang ia acak-acak.
"nyari apa sih To? penting banget kayaknya.." teman sebangku obito mulai terusik dengan kegiatan obito yang mengacak-acak slorokan.
"buku gambar.." jawab obito.."Lo ngeliat ga?" tambahnya.
"oh buku gambar...... yang gambarnya Hello Kitty itu ya..?"
"nah itu, yang gambarnya kucing bukan hello kitty.." sahut obito.
"hello kitty kan juga kucing.." balas temannya.
"tapi kucing di buku gambar gue mukanya beda kok, wajahnya sangar.. cocok kalo dijadikan preman terminal.. nggak kayak hello kitty." obito sedikit bercanda..
"yaudahlah.. terserah lo aja, lagian juga nggak penting." terlihat kesal wajah teman obito.
"tapi lo ngeliat ga buku gambarnya?" tanya obito lagi..
"tadi siih... gue ngeliat dimushola sekolah. emangnya ada apaan sih di buku gambar itu..? penting banget kayaknya.. lagian hari ini kan ga ada pelajaran seni.." mulai penasara kini temannya..
"nggak ada apa-apa kok.. yaudah gue cari dulu di mushola." obito mulai panik ketika mengetahui buku gambarnya di mushola sekolah. obito baru ingat, kemaren sore dia ketiduran di mushola, gara-gara asik wifi-an.
di kelas, obito duduk sebangku dengan Kiman. seseorang yang tadi menegur obito, karena kebingungan melihat tingkah laku obito seperti itu. di mata kiman obito ini adalah manusia yang kadang-kadang. kadang terkihat pintar, kadang terlihat baik, kadang juga terlihat aneh. dia pernah nangis di samping anak kecil yang permennya jatuh ke tanah. obito bisa merasakan kesedihan anak kecil itu, sampai akhirnya si anak kecil berhenti menangis karena tangisannya kalah nyaring dengan tangisannya obito.
obito sangat senang sekali dengan seni, menurutnya seni adalah keindahan hidup. sesuatu yang indah dalam hidupnya ia jelaskan dalam bentuk gambar. sulit baginya jika harus menjelaskan dengan kata-kata. tak heran jika ada sesuatu yang hilang dalam keindahan hidupnya, ia selalu berusaha untuk mendapatkannya kembali. seperti halnya buku gambar tersebut!!
****
di mushola memang tidak begitu ramai saat pagi hari, belum terlalu banyak orang yang datang ke mushola tersebut. obito mulai melihat ke setiap sudut mushola, berharap buku gambarnya tidak diambil orang. lagian siapa yang mau dengan buku gambar lecek dan sampul luarnya mau copot.
obito melihat ke sebuah lemari kaca berisi alat sholat wanita yang tertata rapi. dilihatnya sebuah buku yang berukuran sedikit lebar. ia mulai mengenali itu buku milik siapa, lalu ia mulai berjalan menghampiri lemari kaca tersebut, dan diambilnya buku itu.
raut wajah bahagia terlihat ketika obito mengetahui kalau itu buku gambar miliknya. tetap seperti keadaan semula saat ia terakhir meninggalkannya di mushola, masih tetap lecek dan sampulnya mau copot... ga masalah lah "Style Seniman" kalau kata obito.
obito mulai membuka buku gambarnya lembar demi lembar, berharap tidak ada yang hilang dari buku gambar kesayangannya itu. obito terhenti di lembaran buku gambar terakhir. terlihat gambaran seorang perempuan cantik dengan wajah tersenyum disertai dengan rambut panjang terurai indah..
dipandangi gambar itu oleh obito. matanya menatap dalam ke perempuan yang tidak diketahui dengan jelas siapa dia. tak henti-hentinya obito tersenyum..
"You Are The Universe..." kata obito pelan
No comments:
Post a Comment